Kamis, 11 Desember 2008

After flight

CLINK continues...
Siang itu kelelahan benar-benar menyapaku.
Masih ada dua rute lagi harus kami jalani untuk sampai ke pulau Tarakan. Sementara Captain Frank - (instrutur terbangku yang funky dan hobby tidur saat pesawat telah level di puncak ketinggian) - masih terdengar dengkurnya yang nyaring. Sari, pramugari angkatan 24 meleburkan lamunanku, "Teh, Kopi apa susu mas ?" "heh bukan gitu nanyanya" kataku "trus?" "teh ama kopinya bener..." "Susunya?" "heh..heh...."...sahutku gebleg "dasar !"...katanya sambil senyum manis "OK, kopi instant tanpa gula..." akhirnya aku menjawabnya "Captain ?" "sssst, beliau baru ibadah !" kataku Sari mengangguk geli sambil ngeloyor bikin kopi. Begitulah. Sedikit bahasa kami saat di udara sana....
Dan setelah menyelesaikan dua landing terakhir hari ini, sampai juga kita di Tarakan. Sebuah pantai penghasil minyak yang cukup mungil namun tampak jelas di ujung kanan atas pulau Kalimantan.
Capt. Frank tampak lebih segar setelah istirahatnya di cockpit sesiangan tadi. Maklum Tarakan adalah kampung halaman istrinya. Sedang Sari dan Noni tampak kelelahan duduk di belakang mobil yang mengantarkan kami ke hotel tempat kami biasa beristirahat. Sebenarnya Sari dan Noni cukup cantik untuk menjadi teman apa dan kemana saja. Sari bermuka antara Padang dan Menado, matanya sipit, rambutnya ikal seksi, tubuhnya khas pramugari dengan kaki dan punggung indah ditambah kebiasaannya fitness dua hari seminggu sehingga mukanya tampak selalu memerah segar...... Sedangkan Noni bertubuh sintal dan wajah manis khas Semarangan. Keduanya tampak indah selama perjalanan kerja lima hari ini. Namun keduanya tak begitu menarik kelelakianku untuk menjelajah cukup jauh. Bagiku Pramugari is just pramugari. Terlalu riskan untuk didekati, apalagi pramugari baru seperti mereka. Kebanyakan mereka bersih. Namun karena informasi yang dijejalkan oleh para senior mereka sangat padat, akhirnya banyak juga yang bertumbangan karena tergoda ingin mencoba lebih "menyelami" pekerjaan mereka sebagai pramugari. Telah beberapa orang sebelum angkatan mereka masuk telah aku telusuri pola kehidupannya. Rata-rata mereka tercebur ke dunia pengajian (pengasah bijian -> sorry bahasa 'penerbangan') diawali dengan latihan pacaran dengan beberapa Co-pilot, Captain, pramugara, atau penumpang yang kebetulan satu hotel. Mereka melepas keperawanan mereka hanya untuk melapangkan dunia seks mereka yang seluas rute yang mereka jelajahi. Sorry buat yang merasa jadi pramugari baek-baek. But it's true. Scandal pilot-pramugari memang benar ada. Makanya para pilot senior mukanya selalu cerah kalo ada penerimaan pramugari baru. apalagi kalo udah mulai boleh terbang, wah bakalan pada rebutan deh jadwal terbangnya. Bagi yang hobby hunting, just try it ! Buatku yang hidup di lapangan yang sama, bertualang dengan pramugari hanya akan mengurangi naluri jelajahku...
Nah kisahku kali ini bukan pengalaman me"reyen" para pramugari itu, karena peristiwa di Tarakan ini cukup unik, makanya sekarang terpampang di sini....
Nha, setelah sampai di hotel, kami berempat check in. Petugas hotelnya kebetulan 2 orang wanita. Karena sudah beberapa kali menginap di hotel yang sama, keakrabanpun telah ada antara kami dg para petugas hotel. (beberapa office boy malah sudah hapal dengan pilot-pilot yang selalu menanyakan foto 'artis' baru di hotel itu...heh...heh...biasaqa...) Dan sementara ketiga "rekan' kerjaku sudah menuju kamar masing-masing aku kembali ke mobil sebentar mengambil tasku yang tertinggal. Dan kalau mau percaya, hal itu kulakukan karena aku sering melihat melalui ujung mataku, seorang dari kedua petugas check in itu selalu berusaha mencuri perhatianku.
Dari arah pintu masuk aku berjalan perlahan dengan pandangan mata hampir tak berkedip ke arah receptionist itu. Dan dugaanku memang tak meleset. Dasar memang kisah nyata ini harus terjadi-yah terjadilah. Dia memberi kode pada teman satunya untuk sedikit 'menyingkir' dari kami. Sampai di mejanya, dengan senyum yang tak pernah kubuat-buat kami akhirnya saling berkenalan. wajahnya memang manis, Noni masih kalah karena yang ini lebih dewasa face-nya. tubuhnya biasa, tingginya biasa, hanya saat kami bertemu pandang ada sedikit aliran darah yang yang 'salah' masuk urat rasanya...heh...heh..... She should be mine !!!
"Ini kuncinya mas"
"Lho koq mas?" "Ini sekalian ID-nya mas, saya juga orang jawa koq..." "Jawa?" "iya saya dari Solo, mas pasti orang jawa, omongnya kan medok" katanya "heh..he...iya ya.....eh ada juga putri solo di sini..." kataku datar "kamar 201 mas" katanya sambil menyorongkan kunci kamar. "makasih, sibuk ya?" "belum" "banyak tamu" "biasa mas" "nanti ngobrol yuk" "ini juga ngobrol" katanya "Temen kamu mana ?" "ke pantry" ......mukanya memerah....jengah kali.. "ooo...." "ya udah, nanti aku yang tlepon kamu OK?" " iya mas" "namamu siapa ?" tanyaku sambil melirik kartu nama di dada kirinya "Ana....kalo mas?" "nanti ditelepon aja, dinding-dinding sini bertelinga" kataku sok gentle Kuterima kunci kamar yang ia sorongkan, tak luput aku pegang tanganya yang menjulurkan kunci. matanya melirik tajam penuh arti, meskipun bukan pandangan nakal. OK enough, ini yang aku cari ! "jam enam aja mas telponnya" bisiknya cepat. aku mengangguk lalu menaiki tangga menuju kamar.
Sampai di kamar, jam masih menunjuk pukul lima setengah. ah untung sempet istirahat pikirku... Aku buka dasi, ID, wing, bolpoint lalu kuletakkan diatas meja dengan rapi beserta topi petnya. Kulepas sepatu, kumasukkan seluruh pakaiannku termasuk dalaman dan kaus kaki ke dalam tas plastik tempat cucian, lalu kutaruh di luar pintu kamar agar besok pagi siap untuk another flight. Kunyalakan air di bathup. setelah air hangat penuh aku berendam selama seperempat jam untuk 'merebus' otot-otot sekaligus mengendorkannya. Jam enam kurang satu menit, masih dengan tubuh basah aku keluar dari kamar mandi karena telepon berbunyi. Rupanya dari para pramugari. "mas mau makan dimana ?" kudengan suara Sari yang sekamar dengan Noni. "Aduh, kayaknya captain ke rokum mertokatnya tuh..." "berarti ?" "yah kalian pesen aja dari kamar, kan kita baru hari pertama di sini..." "Iya mas mana cape lagi" katanya "Ya udah, istirahat aja dulu, besok baru kita jalan-jalan cari ma'em di luar OK?' "Mas gak pa-pa?" "udah santai aja kalo ama ogut, aku gak sama koq ama co-pil laen yang harus makan barenglah, inilah-itulah...capek !" "iya deh mas makasih ya..." "yup!!" Kututup tlepon...eeehhh....bunyi lagi..... Aku angkat, terdengar suara si Ana diujung sana.. "mas sorry aku yang nelpon, abis ruang operator baru sepi nih..." "Eh, aku dong yang sorry....terlambat tiga menit nelpon kamu..." "ya mas aku tahu, kan diruang operator, emang baru ngobrol penting ya tadi sama pramugari di kamar 204?" "Ah enggak, mereka cuman mau nanya mau makan dimana koq..." "oooo" "Eh mbak ana pulang jam berapa?" "Lho koq pake mbak?" "abis umurku baru dua dua dan mbak kayaknya udah lama kerja disini..." jelasku "panggil aja ana jangan pake mbak, o iya coba tebak umurku berapa..." "engngngng....dua lima kataku" "salah" "dua lapan !" "Lho koq tahu ?" "kan nebak ..." "iya dua lapan tua ya?" "enggak juga, malah aku kira dua lima tadi" aku yakin hatinya agak meremang di ujung sana. "Mau makan di mana?" "mau nemenin ?" tanyaku "mmmm...besok kali ya..." "sekarang aja deh....." "eh...kalo sekarang ngobrol dulu" katanya ngajarin, (kan lebih tua) "uh kelamaan ngobrol kapan akrabnya!" "kan nggak enak ngobrol di telepon..." "kesini dong" "eh ke kamar?" "iya" "Waduh..." "kenapa takut?" "enggak gak enak aja kalo ketemu temen di lantai dua" aku diam sebentar, aku yakin ana baru berpikir keras. Dalam hati aku bertanya, koq tumben ngobrolnya lancar gini. "Ya udah, kamu buka sedikit deh kamarnya, aku naik ke lantai dua, kalo sepi aku langsung masuk kamar deh..." katanya tak kuduga. Iya deh aku tunggu..." kataku kututup telepon dan buru-buru kupakai kaos dan celana pendekku.
belum tiga menit pintu terbuka dengan cepat, ana masuk lalu menutup pintu dengan cepat pula. aku hanya melongo melihat kenekatannya. ana tersenyum.jelas terlihat nafasnya yang ngos-ngosan karena deg-degan. matanya tak lepas memandangku. Aku hampiri, aku peluk dia agar agak cepat ketegangannya menurun. "hampir ..." katanya Aku hanya tersenyum "baru sekali ini aku masuk ke kamar tamu hotel, habis....." "kenapa ?" "nov, namamu nova kan? kamu mirip sama almarhum mantanku yang di solo..." aku bengong... Ternyata, cara ku berjalan, berbicara dan becanda sangat mirip dengan pacarnya yang telah tiada.trus sejarahnya dia depresi trus dibawa ke Tarakan ama bokapnya trus dikawinin ama orang Tarakan.
Ana cerita banyak.
ceritanya ditempat tidur sambil kupeluk. setelah selesai dan capek bercerita, kucium bibirnya. "suamimu?" tanyaku "di rumah, aku gak pernah cerita sama dia" "kamu lima tahun lebih muda menurut mataku..." ana ngegelendot manja. tak tampak lagi kepiluan di matanya. mungkin dia udah gak peduli, baginya aku adalah pacarnya yang masih hidup. kerinduannya bergejolak berpadu dengan sugesti dan fantasinya yang terpendam. kubelai kepalanya sambil kucium bibirnya, ngetest. "ih, mesra juga" katanya busyet kataku dalam hati. sengaja kuhanyutkan diriku kedalam imaginasinya. aneh, seperti disirep, kucium pipinya, mulutnya....berhenti lama disitu...... mulut kami berpagut seperti memecah ribuan rindu (cie....ga tau malu!!!!) lidah kami bermain disana. Sungguh, pengalaman kali ini kaya dongeng. nafsu....berahi but very soft mannn....!!!
kuturunkan lidahku ke arah lehernya,
menggelinjang, matamnya terpejam, tangannya bergidik seperti menahan gelombang perasaannya sendiri.... dengan gigi, kubuka satu persatu kancing bajunya dari atas, aku sendiri heran, biasanya tak sesabar ini.... setelah terbuka bajunya, tampaklah sepasang dada yang indah..... kupandangi....sengaja tak kucium, aku tahu ana menunggunya....
tanpa ana sadari,
dari pinggang, tanganku langsung masuk ke spannya.... "HEKH....!!!" ana melotat saat terasa kedua tanganku langsung meremas kedua pantatnya.... "heh...heh...jangan sembarangan ya mbak..." kataku dalam hati... buah dadanya masih menantang tepat didepan kedua mataku... "Nov......." matanya terbuka menantangku melakukan yang lebih. tangan kiriku masih menopang pantatnya, tangan kananku dengan cepat dan sedikit kasar merangsek bawuknya (baca: memek) sekarang matanya malah melotot...sekali kali kelopaknya bergetar menatap mataku.. kusambut tatapannya dengan dingin.... "mmmffhh.....mmhmhmhhh..." tampak ana menahan sensasinya dengan sangat... matanya semakin memberi tenaga pada sang konthol di belahan pahaku.... Sekarang giliran jari tengah kiriku menyodok lubang duburnya.... tampaknya ana tak menyangka itu akan kulakukan, "slettt...." dua ruas jari tengah sukses menyetubuhi pantatnya yang kuning mulus itu.. "hhhhHHhhh.....hHHHHHhhhhhHH....." napasnya mulai memburu.... kulanjutkan jari tengah kananku..."slet...!!!" langsung tiga ruas masuk ke sana...jempolku menekan itilnya... "haHH....!!!!!" ..."nov.....!!!"....hhhHHHhhHH......"....sSssssssSSS....... ular dipelukanku yang tadi diam dengan tabah kini berkelenjotan dengan panik.. tapi yang bikin aku sayang adalah matanya..... seolah-olah ana ingin menyaksikan dunia nakal dibalik mataku..... tangannya menggapai-gapai meskipun ada tubuhku didepannya.
ana masih belum menyerah, dia masih terbang dengan kerinduannya... jauuuh...tinggi.....tak tahu sampai dimana...
selagi ana meliuk-liukkan tubuhnya dengan ganas...(seksi sekali gerakan erotisnya ..!!) kulepas dengan tiba-tiba kedua jariku dari kedua lobangnya... kubanting tubuhnya ke ranjang, kuarahkan kontholku kemukanya, sambutan sepong pada kontholku kuikuti french kiss ku pada memeknya "mmmmhh...ssshh,.....mmmhhh..ahkhkkh....." dan sepanjang 20 menitan berikutnya kita berkutat dalam posisi terbalik bukan posisi 69 tapi 96 heh...heh...
kelentitnya semerah daging babi yang baru direbus... memeknya banjir bandang .... baunya wangi seperti arak cina campur wijen... "akh....ahhhkkkhh.... iikhh...nov..!!!.....nov.....!!!ahhh...." "mpfh......mmpffhh........" erangan ana diikuti gerakan mengejan eksotis dipinggulnya....Striptease di Fort-street selandia sana masih kalah jauh dengan yang satu ini... desah dan erangan ana tiba-tiba berhenti. "sreppppp.....srreepppfmhhmf....." mulutnya berhenti di kontholku, rupanya ana tak terima berkali-kali orgy sendirian, dia betot kontholku, dimasukkan penuh ke dalam mulutnya sementara salah satu jarinya entah yang mana mulai membalas dendam perlakuanku pada awal permainan tadi. ya, jarinya ia masukkan ke duburku berbarengan dengan energy memuncaknya ana menyedot dan mengocok jarinya yang tenggelam dengan seacak-acaknya....
Pembaca,
Bukan main yang kami alami saat itu... dalam satu kesempatan yang tak terhitung lagi, meledaklah kedua puncak birahi kita secara bersamaan
berisiknya sudah tak terkira...
lalu hening
kubalik posisi
kini ana diatasku,
sambil megap-megap ana memasukkan kontholku ke liang vaginanya. tak tahu bagaimana caranya konthol yang mulai lemas itu akhirnya ngumpet di dalam memek ana yang berkedut-kedut sementara, antara sadar dan enggan berdiri, sang konthol secara perlahan mulai sadar kembali tak sempat ia lemas lunglai... rupanya ana secara naluri tahu cara membooster konthol agar cepat ngaceng...
sekian puluh detik berlalu
kontholku siap bertempur di liang memeknya ana pasti sudah tahu itu tapi mbak yang satu ini rupanya memiliki "sesuatu" meski telah kuyup badan kami berdua meskipun napas tinggal satu-satu nampaknya, pertarungan sesungguhnya segera berlangsung....
Selanjutnya aku sendiri bingung menceritakannya
seingatku, badannya memelukku dengan erat tangannya memegang kedua pantatku kedua tanganku disuruhnya memeluk erat punggungnya lalu ia menyuruhku memejamkan mata lalu kepalanya turun menempel dileher kiriku mukanya tenggelam dibantal kuturuti semua pesannya katanya : "nurut aku ya nov, kamu diem aja, kalo gak bisa nahan ikutin naluri aja, jangan mikirin apa-apa, jangan pake teori......" sekarang diem dan nikmatin aja....." gitu kira-kira instruksi singkat yang kudengar lamat-lamat....
TIBA_TIBA..
"SRUT...!!!! srrruuuuutttt....!..... tak tahu apa yang dilakukan dengan pinggulnya yang jelas gerakannya membuat tulang-tulangku serasa lolos sampai sunsumnya... aku melotot tak bisa teriak... dadaku sesak.... tenagaku hanya terkumpul di tiga titik : dua telapak tangan dan konthol.... sepertinya kontholku hampir meledak-ledak!!!!! GILLAAAAAAAA !!!! kuremas apa yang bisa kuremas sementara aku tak bisa melihat muka ana dadanya masih menindih dadaku tangannya masih dipantatku tapi,,,, pantatnya seperti ombak melebur-lebur dahsyat..... entah berapa menit ana memacuku seperti itu... mataku berkunang-kunang....
tiba-tiba badannya tersentak kebelakang
posisi ana sekarang terduduk sekilas aku sempat melihat ana mengatur nafasnya... "HHHhhHhHh....sshhh....mmmmhmmhhhmpp...." rupanya mukanya ia tempelkan di kasur agar tak bernafas...
dan nampaknya serangan kedua telah siap ia lakukan aku kini lebih siap kutarik nafas dalam-dalam lalu "SSSYYYuuuuuuTTTT......!!!" seperti ada angin didalam tubuhku ke arah kontholku yang terasa kempot-kempot..... gila !! apalagi nih..... dan kejadian juga yang kedua sekali lagi aku tak mampu bernapas dadaku sesak kandung kemihku serasa dibetot-betot....(namanya juga ngentot....)
But
No body perfect at last...
di puncak kenikmatan yang teramat sangat ini pejuhku terasa bagaikan air bah dari dam yang dijebol dinamit.... ana menggigit kencang bantal di mukanya kukunya mencengkram kencang pantatku memeknya bagaikan vacuum cleaner super "SORRR....sOORROR...cret...sererewte...serertnnnpppphh....ekh!!!!!!!!!!!!" tak mampu kami berteriak kami ledakkan sensasinya didalam dada.....
anjing!!!!!
baru sekali ini aku ngrasain yang kaya gini.....
Dan
yang luar biasa
ana langsung bangkit dari dadaku
"nova...sudah malam...aku pulang dulu..." aku cuma melongo tapi tak mampu untuk bangkit apalagi mencegahnya.... mataku berkunang saat ana selesai berpakaian dengan cepat lalu gelap... dan aku terbangun saat jam menunjukkan pukul empat pagi saat mengaca selembar kertas tertempel disana ana meninggalkan pesan,
"nova sayang,
kamu baik sama ana, besok ngobrol lagi" ttd. ana
dibalik kertas itu dia meninggalkan nomor telephon rumahnya.
Dan lima hari tugas di Tarakan
hampir setiap malam hal yang sama terjadi namun kami melakukannya di lain hotel di kamar nomor13
sekarang kadang aku merindukan ketabahannya itu... bukan main.... bahkan hal itu tak terulang lagi saat aku terbang ke Ambon dimana saat itu Ambon masih manis saat aku bertemu dengan seorang berkelentit super besar dan aku mengaku sebagai gigolo saat berkenalan di hotel ambon manise...
tapi itu akan kuceritakan nanti
lain kali
That's all buddy
hope best luck for you all just keep your dig-head straight never give up, dan tetap semangat !! LHO ?
See Ya.....

1 komentar:

  1. Butuh Bandar Online terpercaya ?
    Yuk join aja menjadi member Di TogelPelangi

    Menyediakan permainan ;
    Togel
    Live dd48red blue

    serta memberikan prediksi terakurat

    DISKON Pemasangan :
    4D ; 66%
    3D : 59%
    2D : 29%

    Support 4 Bank terbaik :
    BCA
    MANDIRI
    BNI
    BRI

    Hot Promosi Jackpot Super Lucky
    Promo New Member
    Komisi Referal 1%

    Daftar sekarang bos : www.togelpelangi.com/daftar

    Info dan contact :

    BBM D8E23B5C
    LINE togelpelangi
    No telp.dan W.a +85581569708

    Silahkan bos



    BalasHapus